Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyatakan bahwa ia lebih memilih tinggal di Jakarta daripada pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Pernyataan ini disampaikan setelah acara Indonesia Millenial and Gen-Z Summit di Jakarta pada Minggu (26/11).
Pertanyaan cepat dari moderator tentang pilihan antara pindah ke IKN atau tetap tinggal di Jakarta diajukan kepada Cak Imin, yang kemudian menjawab dengan memilih Jakarta. Menurutnya, saat ini IKN belum layak untuk dihuni.
Usai acara, ketika ditanya lebih lanjut oleh awak media apakah jawabannya tersebut mencerminkan sikap Koalisi Perubahan terkait IKN jika mereka memenangkan Pilpres 2024, Cak Imin menyatakan bahwa ini adalah pilihan pribadi. Ia menegaskan bahwa IKN belum layak ditinggali pada saat ini.
"Cuma pilihan aja, lagi enak di Jakarta, tiba-tiba disuruh ke hutan, entar dulu. Itu pilihan pribadi, referensi tinggal pribadi. Kalau sekarang kan enggak layak, belum layak di sana, per hari ini," ujar Cak Imin.
Meskipun demikian, Cak Imin juga mengatakan bahwa belum ada keputusan resmi di Koalisi Perubahan mengenai keberlanjutan proyek IKN jika mereka menang dalam Pilpres 2024. Ia menyatakan bahwa Koalisi Perubahan masih dalam proses diskusi terkait IKN.
"Pada saat ini, kita lagi diskusi terus. Saya termasuk ingin mempertahankan IKN supaya jalan terus, tapi di Koalisi Perubahan akan diskusi terus," kata Cak Imin.
Sementara itu, di Depok, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyampaikan harapannya agar Capres nomor urut 1 Anies Baswedan tidak melanjutkan upaya pemindahan Ibu Kota ke IKN. Syaikhu menggambarkan pembatalan IKN sebagai aspirasi dari PKS yang diharapkan dapat diakomodir oleh Anies dan partai-partai lainnya.